Sekretaris Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda, menyebutkan terjadi lebih dari tiga ribu kasus pelecehan seksual anak pada 2012. Diperkirakan jumlah tersebut terus meningkat dan menjadi tren pelecehan seksual terhadap anak termasuk di lingkungan sekolah.
“Dari tahun 2012 ada sekitar 3.000 laporan 60 persen kekerasan seksual tindak kejahatan meningkat. Jadi tren pelecehan anak semakin meningkat. Ini sungguh memprihatinkan dan menjadi perhatian kita semua,” kata Erlinda, Kamis (24/4).
Dia mengaku belum dapat memberikan data pasti lantaran laporan masyarakat tersebut belum ditabulasikan. Baik dari jumlah anak yang menjadi korban pelecehan seksual berdasarkan kelamin, hingga jumlah sekolah dan jenis sekolah yang terjadi tindak pelecehan seksual. Menurutnya, masih banyak kasus yang belum terungkap lantaran dianggap aib dan memalukan, sehingga kejadiaan yang tidak dilaporkan kemungkinan lebih banyak.
Erlinda menyebutkan anak yang menjadi korban pelecehan seksual hingga pemerkosaan paling tinggi di daerah perkotaan atau kota-kota besar. Dia mengungkapkan, anak perempuan paling banyak menjadi korban kekerasan seksual dengan berbagai motif kejahatan termasuk pedofilia.
“Daerah kota besar kota kecil, sekolah biasa sekolah agama, paling tinggi di kota besar sekarang ada sekolah internasinal korban banyak perempuan motif beranekaragam ada motif pedofilia,” terangnya.
Dia mengungkapkan kasus pedofilia terbanyak berada di Bali dengan jumlah kasus pelecehan seksual di lingkungan sekolah mencapai 20 persen dari 300 kasus. Angka ini tidak jauh beda dengan Jakarta yang merupakan kota besar di Indonesia dengan korban kebanyakan anak laki-laki.
“Pedofilia terbanyak di Bali 300 kasus. Kebanyakan anak laki-laki ada perempuan biasanya tempat wisata. Untuk yang di sekolah relatif kecil tidak terlalu besar hanya 20 persen. Untuk Jakarta sama trennya sama Bali dengan tempat hiburan yang luar biasa tempat hiburan macam-macam termasuk bioskop,” ungkapnya.