Mendikbud Muhammad Nuh dan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh, melakukan pemantauan persoapan Ujian Nasional (UN) langsung di SMA 70, Jakarta. Hal itu dilakukan untuk memastikan hak anak didik.
Kunjungan keduanya ke SMA 70 adalah ketua rayon wilayah Jaksel dan SMA 35 sebagai ketua rayon wilayah Jakpus itu dilakukan untuk memastikan persiapan UN di lapangan dan menegaskan terpenuhinya hak anak untuk ikut UN 2014.
“Secara umum, persiapan teknis berjalan dengan baik dan tidak ada masalah. KPAI memastikan semua anak SMA kelas 12 ikut UN,” kata Asrorun. Ia mengaku telah mendapatkan penjelasan dari ketua rayon bahwa tidak ada anak yang terdata akan melakukan UN di luar sekolah, misalnya karena harus melakukan UN di rumah sakit atau berurusan dengan hukum.
Ia juga menegaskan, tidak ada anak yang tidak ikut UN karena tidak mampu membayar biaya ujian. “Kami akan terus memantau perkembangannya,” kata Asrorun.
Ketua KPAI yang juga seorang praktisi pendidikan itu menjelaskan, saat hari H mendatang sampai akhir pelaksanaan UN, KPAI terus melakukan pengawasan, dan membuka posko pengaduan.
“KPAI memastikan bahwa setiap siswa kelas XII terlayani haknya untuk ikut UN, termasuk anak yang sekarang ada di luar sekolah, misalnya sedang sakit di RS,” kata dia. Asrorun juga memastikan jangan sampai ada anak yang terhalangi haknya untuk ikut UN karena belum bayar, dan sebagainya.
Dalam kunjungan tadi siang KPAI menemukan sejumlah polisi yang berjaga-jaga dengan menggunakan pakaian seragam lengkap. Untuk itu Asrorun merekomendasikan agar penjagaan seputar UN yang melibatkan kepolisian tidak sampai mempengaruhi mental dan kondisi psikologis anak.
“KPAI meminta, jika polisi tetap dibutuhkan untuk penjagaan sebaiknya berpakaian preman, ” ujarnya. Sejauh ini KPAI telah menerima enam pengaduan terkait persiapan pelaksanaan UN. Ia juga berjanji, besok pihaknya akan menerjunkan tim pemantauan di beberapa titik di Jabotabek. Sementara pada hari Selasa akan ada tim pemantauan di NTB, Jambi dan Kaltim.