KPAI : Ternyata, Ada 3 Pasang Anak yang Lakukan Hubungan Badan

Sebuah temuan mengejutkan dari perkembangan kasus pelecehan seksual yang sebelumnya dilaporkan dilakukan oleh enam anak di bawah umur terhadap seorang bocah perempuan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Ternyata korban, N, bukan korban pemerkosaan. Dari hasil pemeriksaan dan pembuatan BAP diketahui bahwa ada tiga pasang anak di bawah umur yang melakukan hubungan badan di sebuah rumah. Pihak Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bandung masih mendalami kasus ini.

Dari pemeriksaan sementara, hubungan badan itu terjadi karena mereka ingin mencontoh adegan mesum. Polisi juga mendalami keterlibatan orang dewasa yang diduga menjadi pemicu para bocan itu melakukan hubungan layaknya suami istri.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan petugas Balai Pemasyarakatan Bandung pun turun tangan ikut menangani kasus ini. Mereka akan mendampingi tiga pasang anak warga Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, itu.

Hubungan badan terjadi di sebuah rumah di Kecamatan Pasirjambu pekan lalu. Awalnya, orangtua melapor ke polisi bahwa anak mereka, N, dicabuli oleh teman-temannya.

Berbagai informasi pun muncul, di antaranya N mengalami pendarahan selaput dara karena jatuh. Kasus ini pun mengarah kepada anak laki-laki pelaku hubungan badan tersebut. Namun dari pemeriksaan lanjutan diketahui bahwa yang terjadi bukan pemerkosaan, namun ada tiga pasang anak yang melakukan hubungan badan.

Sekretaris KPAI Erlinda, Minggu (21/9/2014), mengatakan, pihaknya akan memberikan perlindungan dan pendampingan psikologis. Menurut dia, enam anak tersebut pada dasarnya merupakan korban.

Sementara itu petugas Balai Pemasyarakatan Bandung, Mira, mengatakan, sejauh ini ada 300 kasus pelecahan seksual melibatkan anak di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, dan wilayah lainnya. Namun hanya beberapa kasus saja yang berlanjut ke pengadilan.

Dalam kasus ini pihaknya juga akan memberikan bantuan hukum agar kasus ini tidak berlanjut ke pengadilan.

Sementara itu rumah TKP semakin ramai dikunjungi warga sejak kasus ini mencua. Pemerintah desa sudah berupaya meredam kasus ini karena khawatir merusak nama baik desa.

Exit mobile version