Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bertujuan untuk meningkatan kualitas kesehatan, pemenuhan gizi dan pencegahan stunting terhadap balita, anak-anak, serta ibu hamil. Namun program tersebut kini tengah menjadi sorotan publik, hal ini dikarenakan setelah adanya tanggapan dari selebritas Deddy Corbuzier terhadap kritik yang dilontarkan oleh anak-anak mengenai kualitas makanan dalam program tersebut.
Menanggapi situasi ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan bahwa masukan maupun kritik yang disampaikan anak-anak dapat menjadi sebuah sistem pengawasan dan evaluasi yang efektif terhadap program MBG. Sehingga ruang ekspresi tersebut seharusnya dapat difasilitasi sebagai bagian dari sistem pengawasan dan evaluasi.
“Anak-anak tentu punya makanan kesukaannya masing-masing, maka wajar jika anak membandingkan dengan apa yang mereka rasakan dari program tersebut,” kata Jasra Putra Wakil Ketua KPAI, saat ditemui di Kantor KPAI, pada Senin (20/01/2024).
Jasra juga menambahkan bahwa pendapat anak-anak terhadap program MBG akan terus berkembang dan tentunya kita harapkan perkembangan tersebut bersifat positif, namun dalam hal ini pendapat anak harus dipastikan apakah dilakukan secara spontanitas atau anak-anak memang sudah memahaminya.
Pada kesempatan yang sama, Ai Maryati Solihah Ketua KPAI mengapresiasi kepada pemerintah yang telah merealisasikan secara bertahap kebijakan program MBG di beberapa Provinsi di Indonesia.
Lebih lanjut, KPAI akan memberikan masukan kepada Badan Gizi Nasional (BGN) berdasarkan hasil pengawasan dan kajian yang sedang KPAI lakukan, sehingga efektivitas program bergizi gratis dapat memberikan dampak untuk perlindungan anak.
Tentunya yang disampaikan anak-anak dalam program MBG menjadi bagian pengawasan dan cikal bakal dalam pembangunan generasi unggul yang mampu berpartisipasi. Serta jika dilakukan secara responsif, maka partisipasi anak akan menjadi bagian yang bermakna dalam program pembangunan.
“Setiap program harus dapat disosialisasikan dan memberikan ruang terhadap penerima dalam mempresentasikan pendapat, hal ini akan menjadi bagian untuk mengetahui kendala yang muncul dan mencari solusi agar program MBG dapat terus berjalan secara efektif,” pungkas Jasra.
KPAI juga menekankan bahwa semua pihak harus memahami pentingnya nilai-nilai empati terhadap perasaan anak yang dapat menimbulkan tekanan dalam perkembangan psikologisnya.
“Anak dalam program ini tentu menjadi penerima manfaat. Maka setiap partisipasi anak harus dihargai dan didengar, serta dilindungi dari berbagai bentuk diskriminasi atau pengabaian terhadap perasaan mereka,” tutup Jasra. (Ed:Kn)
Media Kontak Humas KPAI,
Email : humas@kpai.go.id
WA. 0811 1002 7727