Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengapresiasi Satreksrim Polres Sukabumi Kota, Jawa Barat, yang bertindak cepat mengusut, dengan memeriksa belasan siswa dari dua SMP yang diduga terlibat dalam duel ala gladiator di dalam video yang kini viral.
Komisioner KPAI bidang Pendidikan, Retno Listyarti menuturkan dalam melakukan pemerikasaan para siswa SMP tersebut, KPAI mengingatkan kepolisian mempergunakan UU Perlindungan Anak dan UU Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).
“Para pelaku tarung gladiator harus juga dilihat sebagai korban, karena anak-anak tersebut mengaku kepada pihak sekolah, selepas zuhur dijemput oleh alumni dan diajak ke suatu tempat. Sesampainya di sana siswa ini disuruh berkelahi satu lawan satu, katanya biar disebut jagoan,” terang Retno, Jumat (13/10/2017).
“Anak-anak tersebut diduga ‘dipaksa’ bukan atas kemauan sendiri. Kalau menolak, biasanya akan terus dijadwalkan ulang sampai yang bersangkutan tak lagi bisa menolak,” tambah Retno.
Menurutnya, kasus gladiator Bogor beberapa waktu lalu juga melibatkan alumni ditambah dengan siswa senior di kedua SMP swasta tersebut, kasus tarung ala Gladiator di Sukabumi kemungkinan juga melibatkan peran siswa senior di kedua SMP tersebut yang memang bertugas mengkader dan mencari calon petarung.
Untuk itu, Retno meminta, orangtua, sekolah dan masyarakat harus memiliki persepsi yang sama tentang bahayanya bullying dan kekerasan dalam tumbuh kembang seorang anak.
“Orangtua dan guru harus memiliki kepekaan ketika menemukan anak-anak korban bullying yang biasanya tampak murung, prestasi belajarnya menurun dan tidak percaya diri. Masyarakat juga jangan ‘cuek’ atau tidak peduli ketika menyaksikan kekerasan yang melibatkan anak-anak. Diperlukan peran semua pihak untuk menciptakan sekolah yang aman dan nyaman bagi anak didik,” pungkas Retno.
Diberitakan, duel ala gladiator beberapa siswa yang berasal dari dua SMP berbeda itu terekam video dengan durasi lebih dari lima menit ini menyebar di jejaring sosial, seperti Youtube dan Faceebook.
Belakangan diketahui, beberapa siswa yang berduel dua SMP yang berbeda di Kota Sukabumi. Peristiwa itu diduga terjadi di sebuah kebun di kawasan Cijangkar, Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang pada Jumat, 22 September lalu.
Dalam video itu, masing-masing pelajar dari dua sekolah menyiapkan “jagoannya” untuk bertarung. Setelah siap, dengan arahan wasit yang diduga dari alumni kedua sekolah, mereka berduel layaknya pertandingan martial mixed arts (MMA). Ketika salah seorang dari dua petarung terluka atau menyerah, pertandingan itu dihentikan wasit.
Pertandingan dilanjutkan dengan petarung lainnya yang terlihat semuanya masih menggunakan masing-masing seragam sekolah. Sementara, sejumlah teman-temannya hanya menonton di pinggir dan beberapa sibuk mengabadikan pertarungan itu dengan masing-masing handponenya.
Saya warga kota sukabumi ( jl. Pemuda Gg. Hikmat 1 rt02 rw 02), sebagai warga sekaligus seorang ibu saya melihat anak sd kelas 4 yg bernama candra selalu menerima perlakuan kekerasan oleh bapak tirinya, padahal ibunya jauh2 bekerja sebagai TKW d arab saudi tapi klo tepatnya saya tidak tau Bila candra telat pulang sekolah dia pasti di pukul atau kekerasan yg lain, apalagi klo dia tidak mau mengasuh adeknya yg berumur +- 1,5 tahun, padahal bpanya sendiri ga kerja hanya duduk dan tidur. Apabila bapanya pengen mancing pada pagi hari pasti candra tidak di perbolehkan untuk sekolah karena harus mengasuh,… Selengkapnya
Kasus yang mba putri wijayanti bicarakan sama seperti kasus anak saya disekolh..kl mau pengaduan ke kpai bagaimana ya cranya spy di proses oleh kpai?