KPAI : Kasus Pelanggaran Hak Anak Sudah Memprihatinkan

Kasus pelanggaran maupun kekerasan terhadap anak belakangan meningkat. Hal itu mendorong Artha Graha Peduli (AGP) memberikan perhatian khusus terhadap masalah yang dihadapi anak-anak Indonesia. Upaya AGP ini pun mendapat apresiasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Sekretaris KPAI Erlinda mengatakan, kepedulian Artha Graha dapat menyelamatkan pribadi dan masa depan anak terutama dari pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan luar.

“Terima kasih kepada Artha Graha Peduli yang punya komitmen menyelamatkan anak-anak Indonesia untuk menyelamatkan bangsa,” kata Erlinda, Kamis (4/12/2014).

Sebelumnya, pada acara workshop Perlindungan Anak, Selasa lalu dihadiri Deputi Perlindungan Anak Kementerian PPPA, Wahyu, psikolog Prof Sarlito Wirawan Sarwono, Ketua Koalisi Indonesia Bisa, Ida Lamiarti, dan pengurus senior Artha Graha Peduli (AGP), Sylvie Hasan.

Pada diskusi bertajuk Memutus Mata Rantai Kekerasan Terhadap Anak, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Susana Yembise menyerahkan penghargaan kepada Artha Graha Peduli sebagai sahabat anak atas komitmen dan kepeduliannya terhadap anak-anak Indonesia.

Pengurus senior AGP, Sylvie Hasan mengatakan, penghargaan ini merupakan tanggung jawab dan amanah besar bagi Artha Graha Peduli untuk terus berbuat sesuatu untuk anak-anak.

Menurutnya, pendiri Artha Graha Peduli, Tomy Winata mendukung penuh upaya pemerintah, Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA), KPAI, Koalisi Indonesia Satu dan semua pihak yang berupaya melakukan perlindungan terhadap anak serta kampanye anti-kekerasan terhadap anak.

“Artha Graha Peduli sangat prihatin terhadap maraknya kasus pelanggaran hak anak yang tersebar di seluruh provinsi dan pelosok Indonesia,” katanya.

Sebanyak 58 persen dari pelanggaran hak anak tersebut merupakan kejahatan seksual terhadap anak, selebihnya yakni 42 persen adalah kasus kekerasan fisik, perdagangan anak (child trafficking) yang bertujuan mengeksploitasi seksual komersial serta kasus-kasus perebutan anak.

Sylvie menambahkan, banyak cara yang dilakukan untuk berbagi terhadap anak-anak Indonesia. Misalnya dengan membangun sekolah, menyediakan fasilitas belajar mengajar, buku-buku dan beasiswa. Yang terkini adalah berkontribusi dalam kegiatan amal Voice of Children yang bekerjasama dengan Badan Anak-anak PBB (UNICEF).

“Kami peduli dan ingin berbagi sesuatu kepada mereka dengan cara kami sendiri. Kami percaya bahwa menyelamatkan anak-anak sama dengan menyelamatkan masa depan dunia,” tutupnya.

Exit mobile version