KPAI : Jokowi Disarankan Pilih Menteri Berdasarkan Kompetensi dan Bersih

Setelah pelantikan Presiden Jokowi dan Wapres JK kini muncul pertanyaan. Siapa pembantu mereka di kabinet? Ada saran masuk ke Jokowi JK. Sebaiknya mereka yang duduk sebagai menteri yang memiliki kemampuan, tak sekedar hanya karena imbal politik.

“jangan pilih anggota kabinet dan pembantu-pembantu presiden yang memiliki problem keluarga dan kekerasan terhadap anak. Anggota kabinet harus mmiliki kompetensi, bersih, pekerja keras, dan tidak dibebani urusan hukum, moral serta urusan domestik lainnya, termasuk urusan kasus kekerasan terhadap anak,” jelas Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam, Selasa (21/10/2014).

KPAI meminta presiden untuk memilih anggota kabinet yang akan membantu kinerja pemerintahan dengan memperhatikan aspek track record dan aspek perlindungan anak.

“Memiliki rekam jejak yang baik dari sisi etik dan moralitas, sukses dalam urusan keluarga dan domestik, tidak memiliki beban konflik keluarga dan/atau anak, tidak pernah melakukan kekerasan dan/atau penelantaran anak, memiliki riwayat yang baik dalam pemihakan terhadap isu-isu perlindungan anak,” tambah dia.

KPAI juga memberikan rekomendasi pada presiden untuk memprioritaskan kebijakan perlindungan anak sebagai prioritas program-programnya sesuai janji kampanye dalam nawacitanya.

“Indonesia pintar sebagai manivestasi pemenuhan hak dasar di bidang pendidikan, Indonesia sehat sebagai manivestasi dari pemenuhan hak dasar di bidang kesehatan, penguatan lembaga pesantren dan lmbaga keagamaan sebagai cermin pemihakan terhadap hak-hak anak di bidang agama dan sosial, dan yang paling mendesak adalah penanganan kasus-kasus kekerasan terhadap anak,” urai dia.

“Penyelesaian kasus kekerasan terhadap anak harus ditangani secara utuh dan menyeluruh, mulai hulu hingga hilir; revolusi pemikiran masyarakat tentang tanggung jawab terhadap perlndungan anak sebagai implementasi dari komitmen revolusi mental. Wajar Dikdas 12 tahun sudah mendesak sebagai prgram nasional, komitmen untuk penyediaan tayangan yang sehat dan edukatif bagi anak, serta mencegah paparan buruk bagi tumbuh kembang anak, seperti narkoba, rokok, freesex, pornografi, dan lain-lain,” tutupnya.

Exit mobile version