KPAI Apresiasi SDK MT Mikael Ruteng 1 yang Telah Menerapkan Konsep Sekolah Ramah Anak Cegah Kekerasan terhadap Anak di Satuan Pendidikan

Anggota KPAI Aris Adi Leksono bersama dengan para guru SDK MT Mikael Ruteng 1

Ruteng, Manggarai – KPAI melakukan kunjungan ke Sekolah Dasar (SD) tertua di ruteng yang Bernama SDK MT Mikael Ruteng 1 yang berusia lebih dari satu abad lebih tepatnya 112 tahun, berdiri pada tahun 1912 untuk melihat langsung penerapan konsep Sekolah Ramah Anak (SRA). Hal ini merupakan bagian dari upaya memastikan lingkungan sekolah yang aman dan kondusif bagi perkembangan anak. 

Anggota KPAI Aris Adi Leksono saat mengunjungi SDK MT Mikael Ruteng 1

“Kami mengapresiasi SDK MT Mikael Ruteng 1 yang sudah menerapkan konsep SRA seperti ini juga memotivasi sekolah-sekolah lain untuk mengadopsi prinsip-prinsip pendidikan yang sama, sehingga ini bisa menjadi wadah untuk saling bertukar informasi dan pengalaman yang bisa diimplementasikan di sekolah-sekolah lain di seluruh Indonesia,” ucap Anggota KPAI Aris Adi Leksono saat mengunjungi sekolah tersebut pada, Rabu (12/06/2024).

Langkah ini juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan. Kebiasaan kecil seperti berdoa setiap pagi bersama bisa menjadi contoh dalam penguatan nilai-nilai religiusitas. Sejalan dengan itu berbagai upaya preventif terhadap kekerasan di sekolah akan berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Sementara itu, Kepala sekolah SDK 1 Ruteng Doa Maria Magdalena Karong mengatakan guru adalah teladan bagi siswa siswi dan itu menjadi hal yang utama dalam upaya mencegah kekerasan terhadap anak yang dilakukan disekolah, selain itu juga dan kebiasaan doa bersama di lapangan setiap pagi sangat berpengaruh, karena doa menguatkan nilai-nilai agama.

“Mulai dari gurunya untuk bisa bertindak dan memberikan contoh yang baik dalam keseharian,  dan itu menjadi salah satu cara untuk mencegah anak untuk tidak melakukan pembulian, kekerasan sebab mereka mencontoh gurunya. Selain itu  apa yang disampaikan oleh gurunya semuanya tanpa kecuali serperti halnya doa bersama ini bukan sekadar ritual, tapi menjadi momen kebersamaan yang memupuk rasa solidaritas dan kedamaian di antara kami,” ujar Maria.

Kami terus melakukan evaluasi secara berkala dan melibatkan semua pihak, termasuk orang tua, untuk memastikan bahwa sekolah tetap menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak. Anak-anak diajarkan tentang pentingnya saling menghormati dan menyelesaikan konflik dengan cara damai, lanjutnya

Harapannya agar konsep SRA yang sudah diterapkan ini terus dipertahankan sebab ini merupakan salah satu solusi untuk mengurangi tingginya angka kekerasan yang terjadi di sekolah agar semua satuan pendidikan dapat berfokus pada pengembangan minat, bakat dan kemampuan anak serta mempersiapkan anak untuk bertanggung jawab kepada kehidupan yang toleran, saling menghormati, pungkas Aris. (Ka/Ed:Kn)

Media Kontak : Humas KPAI Email : humas@kpai.go.id WA. 0813808904

Exit mobile version