Belitung, – Letak geografis yang terpencil dan kondisi ekonomi menjadi tantangan bagi sebagian masyarakat terutama kondisi anak di Belitung Timur. Kondisi khusus yang juga harus medapat perhatian adalah jumlah anak disabilitas di Belitung Timur yang cukup tinggi, tantangannya adalah masih banyak anak disabilitas yang tidak bersekolah, putus sekolah dan bahkan tumbuh kembangnya tidak terjamin.
Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Manggar adalah satu-satunya SLB di Belitung Timur yang sudah berdiri belasan tahun dan memberikan layanan pendidikan bagi anak disabilitas dari berbagai latar belakang. Saat ini SLBN Manggar mendidik 117 anak berkebutuhan khusus dari jenjang SD, SMP, dan SMA, serta menyediakan fasilitas asrama bagi anak-anak penyandang disabilitas. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa anak-anak dengan kebutuhan khusus tetap mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas, meskipun terhalang oleh jarak atau keterbatasan ekonomi.

KPAI dalam pengawasannya memberikan apresiasi atas inisiatif ini, semoga keberadaan asrama ini dapat menjadi model yang diikuti oleh SLB lain, sehingga anak-anak dengan kebutuhan khusus dapat memperoleh hak pendidikan yang sama dan dapat belajar dalam lingkungan yang lebih kondusif serta mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, tutur Diyah Puspitarini Anggota KPAI sekaligus pengampu klaster anak penyandang disabilitas saat hadir dalam pengawasan tersebut pada, Rabu (06/11).
Dengan mengevaluasi kondisi pendidikan dan kesejahteraan anak-anak penyandang disabilitas, pengawasan ini bertujuan untuk memastikan bahwa hak-hak anak penyandang disabilitas di SLBN Manggar, Belitung terpenuhi dengan baik.
Dalam kunjungannya, Diyah Puspitarini, menyatakan bahwa KPAI akan terus memantau dan memastikan agar setiap anak mendapatkan akses pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya. “Kami memastikan bahwa hak anak penyandang disabilitas, baik dalam aspek pendidikan, kesehatan, maupun lingkungan yang mendukung, dapat terpenuhi dengan baik di SLBN Manggar, kemudian hasil dari pengawasan ini akan disampaikan para rakor terbatas dengan lintas perangkat daerah di Kota Pangkal Pinang pada Hari Jumat nanti” ujar Diyah.
Selain memeriksa sarana dan prasarana yang ada, KPAI juga mendengarkan langsung pendapat dari tenaga pendidik di SLBN Manggar. Diharapkan, dengan adanya perhatian dan tindak lanjut dari pihak KPAI, anak-anak penyandang disabilitas di SLBN Manggar dapat mengakses pendidikan yang berkualitas serta memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang sesuai potensi masing-masing.
Selain itu, Diyah juga berdialog langsung dengan anak penyandang disabilitas tuna rungu dan melihat bagaimana cara guru dalam mendidik anak-anak tersebut dengan menggunakan metode komunikasi yang sesuai, seperti bahasa isyarat, serta memastikan bahwa setiap anak dapat memahami materi pembelajaran secara optimal meskipun memiliki keterbatasan pendengaran.
TAMBANG TIMAH ILEGAL BEROPERASI DI SEKITAR SLBN MANGGAR

Dalam pantauan KPAI saat pengawasan, keberadaan tambang timah ilegal yang beroperasi di sekitar SLBN Manggar berjarak kurang lebih 300m menjadi perhatian serius, sebab dapat mengganggu kenyamanan dan keamanan para siswa, terutama anak-anak penyandang disabilitas. Tambang ilegal yang tidak memiliki izin resmi ini sering kali beroperasi tanpa mematuhi aturan keselamatan lingkungan, sehingga berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan di sekitar sekolah.
Sehingga, KPAI menegaskan pentingnya perlindungan anak dari segala bentuk ancaman yang dapat mengganggu hak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang aman dan layak. “Pendidikan anak-anak, terutama anak penyandang disabilitas, harus berlangsung di lingkungan yang aman dan mendukung perkembangan mereka. Kami akan terus memantau situasi ini dan mendorong pihak terkait untuk segera mengambil langkah tegas,” ujar Diyah.
Keberadaan tambang ilegal di sekitar SLBN Manggar menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah daerah, pihak sekolah, dan masyarakat. Diharapkan, solusi segera dapat ditemukan untuk melindungi hak pendidikan anak-anak disabilitas dan menjaga kelestarian lingkungan di sekitar sekolah.
Kepala Sekolah SLBN Manggar Ari Mulyanto, mengapresiasi kehadiran KPAI dan berharap evaluasi yang dilakukan dapat meningkatkan kualitas layanan pendidikan bagi anak-anak penyandang disabilitas. “Terimakasih atas kehadiran KPAI ke sekolah kami, kami sangat senang sekali mendapatkan kesempatan langsung berdialog dengan KPAI, semoga hasil dari pengawasan ini dapat disampaikan ke pihak-pihak terkait demi terwujudnya perlindungan dan pemenuhan hak anak penyandang disabilitas disini,” kata Ari.
Pentingnya berbagai upaya untuk dilakukan dalam rangka meningkatkan kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah anak, khususnya bagi anak-anak penyandang disabilitas. “Kami berjanji akan terus memantau perkembangan dan memberikan dukungan penuh untuk memastikan bahwa setiap anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, dapat menikmati hak-hak mereka secara maksimal, pungkas Diyah. (Kn)
Media Kontak Humas KPAI,
Email : humas@kpai.go.id
WA. 0811 1002 7727