KOMITMEN KPAI TERHADAP KASUS GANGGUAN GINJAL ANAK

Foto: Fz (Humas KPAI, 2024)

Jakarta – Ramainya kasus cuci darah terhadap kelompok anak yang mengalami gangguan ginjal menjadi sebuah peringatan terhadap kesehatan anak. Kasus tersebut sebelumnya diungkapkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berdasarkan kajiannya yaitu 1 dari 5 anak mengalami gangguan ginjal di usia 12 tahun ke atas.

Oleh karena itu, Jasra Putra selaku Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan koordinasi bersama para dokter anak mengenai ancaman kesehatan anak yang harus segera di antisipasi.

“Para dokter tentunya telah menyarankan kepada orang tua untuk selalu menyediakan makanan berkandungan vitamin C dan serat tinggi, sehingga kelainan ginjal pada anak dapat diantisipasi,” pungkas Jasra saat ditemui di Kantor KPAI, pada Senin (29/07/2024).

Selain itu, Jasra berharap bahwa anak-anak tidak bergantung penuh terhadap gawainya, melainkan dapat melakukan aktivitas olahraga. Anak-anak juga dapat mengurangi makanan dan minuman yang mengandung gula, lemak, maupun garam yang berlebihan.

Jasra juga menyoroti makan siang gratis yang menjadi program Presiden dan Wakil Presiden terpilih yaitu Prabowo-Gibran, menurutnya program tersebut bagus untuk dipercepat, tetapi harus memperhatikan kandungannya terhadap tumbuh kembang anak.

“Program makan siang gratis menjadi suatu cara menciptakan anak-anak untuk mengkonsumsi makanan sehat,” lanjutnya.

Lebih lanjut, negara harus hadir untuk mengatur sebuah kebijakan terhadap segala hal yang membahayakan kesehatan anak. Serta industri makanan, industri olahan, industri cepat saji, maupun industri kemasan lainnya harus ikut hadir untuk melindungi anak Indonesia.

“Anak tidak mengetahui apakah makan tersebut sehat atau tidak, mereka hanya memahami bahwa makanan itu viral, jajanan itu kekinian, dan makanan tersebut disukai public figure, sehingga pemerintah harus tegas dalam pengawasan obat dan makanan,” tegas Jasra.

Tentu program makan siang gratis diharapkan dapat melawan ketidakberdayaan anak dalam menghadapi industri makanan dan minuman cepat saji maupun kemasan. Namun program tersebut juga harus memiliki keberpihakan lebih lanjut terhadap makanan dan minuman yang sehat bagi anak maupun menyeimbangi kebutuhan gizi anak.

“Alat untuk memastikan kontrol asupan makanan anak setiap hari memang belum ada, tetapi orang tua diharapkan dapat mengkrontol anak dalam mengkonsumsi jajanan-jajanan yang tidak baik bagi kesehatan anak,” ucap Jasra.

Dalam kesempatan yang sama, Jasra menghimbau agar anak-anak dapat diberikan edukasi terhadap makanan dan minuman yang berkomposisi gizi berimbang.

“Persoalan isu kesehatan terhadap anak menjadi tugas bersama untuk partisipasi anak dalam pemenuhan hak kesehatannya, maupun memberikan apresiasi terhadap anak sebagai duta kesehatan dan kegiatan tersebut pernah dilakukan Ibu Negara Ani Yudhoyono yang mempelopori dokter kecil award,” tutup Jasra. (Rv/Ed:Kn)

Media Kontak : Humas KPAI Email : humas@kpai.go.id WA. 081380890405

Exit mobile version