Anugerah KPAI 2023, Gugah Kesadaran Perlindungan Anak di Semua Lapisan

Jakarta, – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali menyelenggarakan Anugerah KPAI yang diadakan setiap tahun sebagai rangkaian peringatan Hari Anak Nasional. Ajang tersebut dihelat untuk memberikan apresiasi kepada berbagai stakeholder, mulai dari pemerintah pusat/daerah, lembaga masyarakat, tokoh perorangan, hingga instansi penegak hukum terkait upaya-upaya perlindungan anak.

Penghargaan itu diberikan untuk kerja-kerja konkret dan berdampak terhadap perlindungan anak. Anggota KPAI Aris Adi Leksono selaku penanggungjawab penyelenggara Anugerah KPAI menjelaskan, penilaian dilakukan mulai dari aspek regulasi, kebijakan, program, anggaran, sumber daya manusia (SDM), hingga aspek layanan kasus perlindungan anak Indonesia. Menurutnya, ajang Anugerah KPAI ini tidak berhenti pada penghargaan, tetapi bertujuan menggugah keterlibatan semua lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam upaya perlindungan anak.

“Kami ingin meningkatkan partisipasi semua pihak dalam kerja-kerja konkret perlindungan anak Indonesia,” tegas Aris.

Ia menjabarkan, apresiasi tersebut didapatkan dari hasil pengawasan KPAI yang berbasis Aplikasi Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Pelaporan Perlindungan Anak (SIMEP PA). Dalam hal ini, KPAI ingin melihat keseriusan pemerintah pusat dan daerah dalam pengarusutamaan perlindungan anak dari berbagai aspek.

Selain itu, KPAI melakukan pengawasan langsung terhadap tokoh atau lembaga masyarakat yang memiliki perhatian terhadap perlindungan anak, termasuk yang diusulkan oleh pemerintah daerah untuk bisa mendapatkan penghargaan.

“Artinya ini rangkaian hasil pengawasan berbasis online maupun langsung,” kata Aris.

Penganugerahan ini juga akan menjadi bahan tindak lanjut KPAI berupa kajian-kajian yang akan memunculkan sejumlah rekomendasi untuk kebijakan.

“Misal pemerintah daerah A atau pemerintah pusat A ada kurang dalam aspek regulasi, program, rekomendasi kita bisa ditindaklanjuti, dijadikan bahan inovasi dan kebijakan ke depan untuk perlindungan anak lebih baik lagi,” jelasnya.

Aris menerangkan, aspek perhatian terhadap perlindungan anak dari pemenang penghargaan akan dilihat dari berbagai indikator. Pertama ialah dari segi inovasi yang dilakukan berbagai stakeholder itu. Kedua adalah dari sisi dampak dari inovasi dan program yang dilakukan dalam jangka pendek maupun panjang.

Selain itu ialah komitmen berkelanjutan dari kerja-kerja terkait perlindungan anak. “Jadi inovasinya berkelanjutan, program-programnya berkelanjutan, kemudian dampaknya akhirnya semakin meluas dirasakan untuk melindungi anak-anak Indonesia,” ujarnya.

Tak kalah penting adalah bahwa penerima layanan dari program perlindungan anak tersebut betul-betul merasakan manfaatnya. “Untuk itu dalam penilaian yang melibatkan para anggota KPAI dan juri independen salah satunya adalah kita coba mewawancarai dan mengambil data di lapangan,” kata Aries.

Anugerah KPAI akan dihelat pada Kamis (20/7) di Grand Studio Metro TV, Jakarta Barat. Pada tahun ini, Anugerah KPAI menghadirkan beberapa hal yang berbeda. Menurut Aris, penilaian calon pemenang pada penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya hanya berbasis data yang terinput kepada KPAI atau diusulkan oleh pemerintah daerah. Sementara tahun ini terdapat tambahan aspek verifikasi lapangan. Harapannya penilaian akan lebih objektif dan data yang ada lebih berkualitas serta dapat dipertanggungjawabkan. Hal lain yang berbeda dari tahun sebelumnya, Anugerah KPAI akan memberikan penghargaan khusus kepada insan yang berjasa dalam perlindungan anak.

“Kita akan memberikan penghargaan khusus kepada Wakil Presiden KH Maruf Amin sebagai tokoh penggerak dalam penurunan stunting,” ungkap Aris.

Kemudian, KPAI juga akan memberikan penghargaan khusus kepada Alm Achmad Marzuki dari Jaringan LSM untuk Penanggulangan Pekerja Anak (JARAK). Ia dinilai memiliki dedikasi tinggi terhadap penghapusan pekerja anak.

Ada juga sejumlah pesan yang ingin disampaikan pada ajang Anugerah KPAI 2023. Pertama ialah soal pentingnya kolaborasi dalam perlindungan anak.

“Orangtua harus memberikan pengasuhan maksimal, masyarakat juga harus berkontribusi aktif dalam mengawasi anak-anak, juga orang-orang terdekat, guru, tetangga, dan pastinya pemerintah sesuai Undang-Undang Perlindungan Anak dimana semua berkewajiban untuk melindungi anak,” paparnya.

Pesan berikutnya adalah pengarusutamaan gender, dalam hal ini kesetaraan dalam pengasuhan anak. “Dulu anak mungkin persepsinya hanya tanggung jawab Ibu, tapi seorang Bapak juga punya tanggung jawab untuk merawat, melindungi anak, dan seterusnya, sehingga akan ada kesetaraan peran. Ibu dan Bapak harus seimbang dalam memberikan perhatian dalam perlindungan anak,” tutur Aris.

Anugerah KPAI direncanakan akan dihadiri Wapres KH Maruf Amin yang akan memberikan sambutan. Tokoh lainnya yang direncanakan hadir antara lain Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, perwakilan Menteri Sosial, Menteri Keuangan. Kemudian para bupati/walikota, gubernur, dan individu yang menerima penghargaan.

Sementara itu, Ketua KPAI Ai Maryati Solihah berpesan, melindungi anak Indonesia berarti melindungi bonus demografi dan melindungi generasi emas Indonesia 2045. Ia mengakui bahwa tantangan dalam upaya perlindungan anak sangatlah besar.

“Kasus-kasus kekerasan yang terjadi kepada anak semakin hari semakin meningkat, seperti fenomena gunung es. Hal-hal yang tadinya kita anggap aman ternyata di sana malah terjadi kekerasan kepada anak. Misalnya kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang terdekat sendiri,” lanjut Ai.

“Ini perlu menjadi perhatian bersama sehingga Anugerah KPAI ini juga bagian dari menggugah partisipasi masyarakat, para pegiat dan aktivis anak, LSM, pemerintah pusat/daerah dan stakeholder untuk lebih memperhatikan lagi bagaimana melindungi anak-anak Indonesia. Mereka ini generasi emas yang akan menjadi pemimpin-pemimpin Indonesia di masa depan,” pungkasnya. (Ed:Kn)

Media Kontak : Humas KPAI Email : humas@kpai.go.id WA. 081380890405

Exit mobile version